Langsung ke konten utama

Postingan

Catatan Perjalanan Workshop Media di Kupang

Workshop media yang secara khusus membahas persoalan lingkungan terutama berkaitan konservasi  laut ekoregional Lasser Sunda digelar The Society of Indonesia Enviromental Journalist (SIEJ) dan The Nature Conservancy (TNC). Kegiatan yang diikuti 17 jurnalis dan editor dari Jakarta, Bali dan Nusa Tenggara bertujuan  meningkatkan kapasitas jurnalis terhadap perilaku jurnalistik dan isu-isu lingkungan.  Perjalanan dari Bima menuju Kupang, ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) lumayan lama meskipun menggunakan pesawat terbang, waktu tempuh mencapai 4 jam lebih, jauh dari bayangan sebelumnya. Setelah menerima undangan sejak Kamis, beberapa hari sebelum kegiatan, sejumlah   peserta termasuk saya memantapkan hati untuk berangkat mengikuti kegiatan workshop, meskipun sempat ragu karena kuatir gangguan cuaca buruk. Hari Senin panitia kemudian mengirim kode (boking) pesawat. Jauh sebelum kegiatan, sekitar Maret lalu Abubakar penanggungjawab lapangan TNC di NTB menginformasi
Postingan terbaru

Mengunjungi Desa-Desa Terpencil di Tambora

Kecamatan Tambora Kabupaten Bima Provinsi NTB kerap menarik perhatian setiap orang untuk berkunjung ke sana, tidak hanya karena keindahan hutan dan misteri gunungnya, namun juga sejumlah potensi di wilayah itu seperti hasil perikanan dan pertanian, situs geologi menjadi magnet bagi warga luar. Berikut catatan Fachrunnas.   Ada dua alternatif jika ingin ke ibukota Kecamatan Tambora Kabupaten Bima, setelah tiba desa Soriutu Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu pengendara bisa melanjutkan perjalanan melalui Kecamatan Pekat. Jika melalui jalur tersebut, pasti akan melewati desa Nanga Miro Kabupaten Dompu, sedangkan jalur alternatif lain akan melalui sejumlah desa di Kecamatan Sanggar seperti Taloko, Sandue, Kore, dan Piong. Karena jalan setelah Kecamatan Sanggar sangat parah dan jarak antar-desa sangat jauh, umumnya pengendara lebih banyak memilih jalur melalui Kecamatan Pekat, termasuk yang dipilih saya dan saat berkunjung ke Kecamatan tersebut Sabtu lalu. Jika menemp

Perjuangan M Sukri Mendidik Siswa Berkebutuhan Khusus

Tak gampang melaksanakan tugas sebagai guru, apalagi menjadi pendidik bagi siswa berkebutuhan khusus. Selaian kemampuan berinteraksi, juga membutuhkan kesabaran ekstra. Namun, beban pekerjaan itu sudah dilakoni, M Sukri (54), guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Bima, sejak puluhan tahun lalu. Seperti apa?      Tak ada yang special dengan pemandangan Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Bima, jalan Datuk Dibanta, Kelurahan Jatiwangi, Senin (29/9) lalu sekira pukul 10.00 Wita. Dari luar halaman tampak lengang. Kondisi yang tidak berbeda juga terlihat di dalam. Memasuki lingkungan sekolah anak berkebutuhan khusus itu memang bagaikan memasuki dunia gelap anak-anak. Betapa tidak, di tempat tersebut nyaris tidak ada teriakan riang anak-anak, bahkan senyum anak pun sangat sulit ditemui.   Masuk ke SLB Kota Bima, jangan membayangkan, seperti memasuki sekolah umum atau kejuruan lain, meski terbilang masih pagi, sekitar pukul 10.00 Wita, nyaris tidak ada lagi siswa yang bertahan